Jumat, 03 Januari 2014
Aspek-aspek pengujian korosi
Pendahuluan
Pemilihan material konstruksi logam atau material untuk penanggulangan korosi secara cermat dan tepat dimaksudkan untuk menghemat biaya pemeliharaan dan meningkatkan umur pelayanan konstruksi logam. Disamping itu juga untuk menghindari kerugian materi melalui penghentian sementara produktifitas atau kerusakan pradini karena proses korosi dari material konstruksi logam tersebut.
Banyak jenis / produk dari material logam dan material untuk penanggulangan korosi dipasaran yang mana pengujian untuk mengetahui / memahami spesifikasi yang dimiliki dari masing-masing material tersebut, supaya kita akan mampu meramalkan pelayanan atau mungkin dapat memperbaiki spesifikasinya untuk penggunaan dalam kondisi tertentu. Oleh karena itu pengujian korosi sangat penting bagi mereka yang berkecimpung khususnya dalam bidang corrosion engineering, produksi dan pemakaian material-material tersebut yang lebih mahal dari yang sebenarnya.
Spesifikasi material-material dari produsen dapat digunakan sebagai pedoman awal bagi kita dalam pemilihan material-material tersebut. Akan tetapi sebaiknya kita tidak begitu saja menerima spesifikasi material yang telah dikeluarkan oleh produsen, kita perlu terlebih dahulu mengevaluasi spesifikasi tersebut melalui pengujian sendiri bedasarkan standar yang telah diakui (seperti ASTM, NACE, JIS, DIN, dan sebagainya ) atau melalui instansi independent yang terkait, sebelum material-material tersebut diterima sebagai produk standar. Jadi pengujian korosi merupakan cara untuk menyakinkan kita bahwa material-material yang kita buat atau beli benar-benar memiliki kemampuan seperti yang diharapkan.
Pada umumnya pengujian korosi dilakukan dengan suatu tujuan yang spesifik. Perencanaan dan pelaksanaan yang baik biasanya akan mendapatkan hasil yang “reproducible” dan “reliability”, kedua faktor ini sangat penting dalam pengujian korosi. Pengujian korosi dan aplikasi dari hasilnya dianggap menjadi aspek yang sangat penting dalam corrosion engineering. Banyak pengujian korosi dilakukan untuk pemilihan material / konstruksi peralatan dalam proses industri. Oleh karena itu pengujian duplikasi serupa mungkin dengan kondisi pelayanan pabrik yang sebenarnya adalah sangat penting.
Karena banyak jenis dari material logam dan material untuk penanggulangan korosi serta aplikasinya sehingga ruang lingkup pengujian korosi sangat luas dan bervariasi, maka tidaklah mungkin untuk membahas semua tahap pengujian. Oleh karena itu ruang lingkupnya hanya akan dibatasi pada prinsip-prinsip pengujian korosi yang umum dilakukan terhadap material-material logam dan material-material untuk penanggulangan korosi. Pengujian korosi ada yang sangat sederhana yang mana pengujiannya dapat diselesaikan dalam waktu yang relatip singkat dan juga ada yang komplek, yang mana memerlukan pekerjaan gabungan dari beberapa peneliti serta data penunjang lainnya yang diperlukan sehingga untuk menyelesaikan pengujian tersebut membutuhkan waktu yang relatip cukup lama.
Tujuan Pengujian
Pengujian korosi juga dapat dibagi menurut tujuannya, tujuan –tujuan ini tergantung pada masing-masing ruang lingkup kerjanya yang meliputi :
Penelitian dasar
Dengan berkembangnya teknologi dan tuntutan kebutuhan material logam dan material untuk penanggulangan korosi, maka para ahli terus mencoba melakukan penelitian dasar untuk mengetahui/menentukan bagaimana dan mengapa suatu bentuk khusud dari korosi terjadi. Sasaran dari penelitian dasar tidak perlu terikat pada suatu produk atau penggunaan khusus. Pengujin- pengijian pada penelitian dasar kebanyakan dilakukan dalam suatu laboratorium dengan menggunakan benda- benda uji kecil dan teknik khusus yang disesuaikan penelitian.
Pengembangan bahan atau produk
Dikarenakan ada banyak persaingan dari produk tertentu serta aplikasinya, maka setiap produsen terus mencoba melakukan penelitian untuk menemukan atau memodifikasi produk- produk baru yang lebih spesifik dapat berprestasi baik dengan harga yang lebih murah, efisien, awet dan aman dari pada produk- produk yang sekarang digunakan. Informasi yang diperoleh dapat membantu dalam pemilihan material akan di uji untuk aplikasi spesifik. Penyertaan pengujian pada material lain yang telah diketahui untuk penggunaan komersil dalam lingkungan tertentu akan bermanfaat sebagai pembanding. Sasaran pengujian pada pengembangan produk baru terikat langsung yang berhubungan dengan aplikasinya. Dalam hal material baru, data yang diperroleh dari hasil pengujian akan memberikan informasi mengenai aplikasi yang mungkin.
Pemilihan material
Langkah peretama yang perlu diperhatikan sebelum mendisain konstruksi jembatan, pabrik, automobil dan sebagainya, kita harus dapat mentukan material- material mana yang sebaikya digunakan dari sekian banyak jenis material yang ada. Oleh karena itu pemilihan maerial merupakan faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan suatu konstruksi cara yang terbaik dalam pemilihan material disamping berpedoman pada spesifikasi dari produsen, kita perlu jugamelakukan evaluasi dari spesifikasinya melalui pengujuan- pengujian, sehingga kita dapat mrnentukan material secara tepat yang diinginkan . Salah satu yang hrus dipertimbangkan juga dalam pemilihan material adalah kecocokan dari material-material berbeda jenis, yang akan dihubungkan secara langsung dalam suatu konstruksi. Pengujian-,pengujian untuk pemilihan material harus dilakukan sesuai yang berhubungan dengan penggunaan akhir dari material itu sendiri dan waktunya harus relatip tidak lama sehingga tidak menggangu perencanaan konstruksi.
Kontrol kualitas
Pada umumnya kontrol kwalitas merupakan pengujian rutin bagi produsen untuk memeriksa kwalitas baru sejumlah produk yang dianggar dapat mewakili dari variasi-variasi prodiksi. Pengujuan ini bisa tidak berhubungan langsung dengan pelayanan yang diharapkan tapi kadang- kadang dihubungkan dalam spesifikasi sebagai pengujuan pendukung. Kontrol kwalitas juga diperlukan bagi pemakai setelah melakukan pemilihan material, untuk mengetahui apakah kwalita dari marial yang telah diproduksi sama seperti yang dispesifikasikan. Dalam beberapa hal pengujian periodic diperlukan untuk menentukan perubahan dalam agresivitas dari lingkungan dikarenakan perubahan operasi temperature, proses bahan baku, konsentrasi larutatan atau perubahan lainnya yang sering di anggap remeh dari segi korosi oleh personil operasi.
Pengujian korosi untuk kualitas merupakan cara untuk menyakinkan kita bahwa material yang dibuat/ dibeli / dipilih benar-benar memiliki kualitas yang sama dan memenuhi spesifikasi yang seperti diharapkan. Pengujian kontrol kualitas dilakukan dalam laboratorium dan waktunya harus relatif cepat untuk menghindari penundaan pengiriman / pelaksanaan.
Pemeliharaa
Pengujian korosi adalah penting dalam pemeliharaaan konstruksi dan peralataan yang sedang / masih dalam operasi. Pengujian secara periodic dalam pemeliharaan bisa menentukan apakah konstruksi / peralatan tersebut masih memenuhi persyaratan disain dan pengujiannya dapat dilakukan di laboratorium melalui pemotongan spesimen atau dilapangan melalui pengeksposan benda uji / pemantauan konstruksi atau peralatan tersebut pada kondisi operasi. Pengujian ini juga menghasilkan informasi praktis untuk pemilihan material yang mungkin dapat diaplikasikan pada konstruksi yang akan datang.
Analisa kerusakan
Analisa kerusakan juga merupakan bagian dari pengujian korosi. Kerusakan-kerusakan yang terjadi apakah disebabkan darri kesalahan-kesalahan seperti disain, aplikasi, kondisi operasi, lingkungan atau juga disebabkan metoda dan material yang kurang sesuai dengan fungsinya.
Analisa kerusakan dilakukan pada baagian yang gagal melalui pemeriksaan kerusakan tersebut dan pengujian-pengujian untuk menentukan penyebabnya atau mungkin juga cara penanggulangannya.
Prosedur pemeriksaan kerusakan pada bagian yang gagal biasanya melibatkan :
pengamatan secara visual / mikroskopik / makroskopik.
analisa komposisi kimia ; metal, produk korosi dan bahan-bahan asing lainnya.
kronologis dari material logam tersebut dan kondisi operasinya kadang-kadang diperlukan.
Teknik troubleshooting ini adalah penting karena akan mendapatkan informasi mengenai penampilan dari suatu material pada kondisi operasi yang sebenarnya.
Klasifikasi Pengujian Korosi
Pengujian korosi dibagi menjadi 4 jenis klasifikasi :
Pengujian laboratorium
Pengujian pilot plant
Pengujian pelayanan pabrik yang sebenarnya
Pengujian lapangan
Klasifikasi 3 dan 4 dapat digabungkan, tetapi untuk menghindari keracunan dalam termologi, maka perlu dilakukan perbedaan sebagai berikut :
Klasifikasi 3 melibatkan pengujian spesimen dalam pelayanan pabrik yang sebenarnya, sedangkan klasifikasi 4 melibatkan pengujian lapangan yang didisain untuk memperoleh informasi secara umum. Misalnya pengujian lapangan melalui pengeksposan atmosferik dari sejumlah besar benda uji dalam rak pada satu atau lebih lokasi geografis dan pengujian lain dalam tanah atau air laut.
Pengujian Laboratorium
Pengujian laboratorium dilakukan dengan menggunakan zat-zat kimia murni, yang terbaik dengan lingkungan atau larutan dari pabrik yang sebenarnya dan waktu pengujiannya relatip singkat. Kondisi pengujian dapat disimulasikan dan dikontrol dengan teliti sesuai dengan aplikasinya. Setiap pengujian harus reproducible dalam pengujian-pengujian ulang dengan waktu yang tetep. Hal ini adalah penting terutama bila digunakan metoda baru atau bila bahan baru / bahan rakitan perlu dievaluasi. Bila “reproducibility” dapat diperoleh, maka data yang berbeda merupakan refleksi dari perbedaan dalam ketahanan korosi dari bahan-bahan yang diuji. Pengujian laboratorium biasanya dilakukan dengan menggunakan benda uji kecil serta bentuk dan ukurannya yang spesifik. Benda-benda uji seperti ini relatip murah dan mudah dibuat ulang.
Benda uji rakitan dapat juga diuji di laboratorium, hal ini biasanya dilakukan secara terbatas untuk mengetahui korelasi antara pengujian-pengujian dengan benda uji kecil dan benda rakitan tersebut.
Pengujian laboratorium bertujuan untuk menilai sifat-sifat korosi logam dan akan memberikan indikasi dini apa yang akan terjadi sebenarnya dalam praktek. Waktu yang diperlukan untuk suatu indikasi tergantung tujuan dan sifat pengujian.
Salah satu metode sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan laju korosi adalah dengan menghitung kehilangan berat atau weight loss. Metode ini dilakukan dengan merendam sampel logam dalam media korosif tertentu. Pengujian ini biasa disebut uji perendaman, atau immersion test. Pengujian ini digolongkan sebagai uji yang dipercepat, atau accelerated test.
Jika suatu sampel logam M yang memiliki berat jenis D g/cm3 dengan luas permukaannya A in2, dan setelah direndam dalam larutan X selama t jam, beratnya berkurang sebesar W miligram, maka laju korosi logam M dalam larutan X dapat dihitung berdasarkan formula berikut:
mpy = (534.W)/(D.A.T)
Keterangan :
mpy = milli inch per year (laju korosi)
W = berat yang hilang (mg)
D = berat jenis logam (gr/cm3)
A = luas permukaan yang terkorosi (inch2)
T = waktu uji korosi (jam)
Sebagai catatan, bahwa rumus di atas dapat digunakan dengan asumsi bahwa logam M mengalami serangan korosi merata dalam larutan X.
Pengujian Pilot Plant
Pengujian ini dilakukan dalam pabrik skala kecil yang pada dasarnya duplikasi dari operasi skala besar. Bahan baku , konsentrasi larutan, temperatur, kecepatan yang sebenarnya dan volume cairan untuk kontak dengan area / logam dilibatkan.
Pengujian pilot plant memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjamin hasil yang baik. Benda-benda uji dapat diekspos dalam pilot plant dan peralatan-peralatan itu sendiri dapat dipelajari dari segi korosi. Salah satu kerugian yang mungkin adalah bahwa kondisi operasi sangat bervariasi dalam usaha untuk mencari kondisi yang optimum. Oleh karena itu pencatatatan dan penyimpanan seluruh data harus dilakukan dengan teliti dan baik selama proses pilot plant beroperasi. Pengujian pilot plant untuk memperoleh beberapa data korosi dibawah kondisi operasi.
Pengujian Pelayanan Pabrik yang Sebenarnya
Pengujian pabrik dilakukan melalui pengeksposan benda uji atau pemantauan konstruksi / peralatan pada pabrik yang sedang operasi. Pengujian ini adalah penting untuk mengevaluasi material yang lebih baik dan lebih ekonomis atau dalam menyelidiki perilaku korosi dari material yang ada selama kondisi proses dan akan memberikan dasar yang logis untuk pembangunan pabrik produksi yang selanjutnya. Pengujian pabrik akan memberikan informasi yang lebih dekat pada penggunaan akhir yang sebenarnya dan waktu yang diperlukan untuk mencapai sasarannya relatip cukup lama.
Pengujian Lapangan
Pengujian lapangan ialah pengujian terhadap laju korosi yang dilakukan langsung pada lapngan atau lingkungan sesungguhnya. Sebagai contoh pengujian lapangan melalui pengeksposan atmosferik dari sejumlah besar benda uji dalam rak pada satu atau lebih lokasi geografis dan pengujian lain dalam tanah atau air laut.
Prosedur Pengujian
Adapun prosedur pengujian yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:
Pengadaan Bahan Uji (specimen)
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam pengujian korosi adalah pengadaan bahan uji. Dalam beberapa hal, seperti pada pengujian untuk control kualitas ataau analisa kerusakan, jenis dan jumlah bahan yang akan diuji harus ditentukan terlebih dahulu. Dalam hal lainnya, kebebasan memilih bahan uji lebih luas. Untuk menghindari keraguan dan meningkatkan kepercayaan dari pengujian, sebagian besar laboratorium, perusahaan menyimpan persediaan material untuk keperluan pengujian korosi. Material-material logam atau paduan komersial yang diperlukan untuk pengujian, sebaiknya diperoleh dari pabrik yang mewakili produksi dalam jumlah yang cukup besar da benda-benda uji dibuat dari material-material tersebut. Persediaan bahan dan benda uji segera diidentifikasi dengan nomor referensi. Kronologis pabrikasi material uji yang mencakup tahapan pabrikasi bersamaan dengan analisa komposisi logam yang tepat diperlukan; paling tidak, material-material harus sebagai mana adanya dalam batas komposisi yang dispesifikasikan dan memenjuhi persyaratan kekuatan / kekerasan yang dijamin melalui proses “tempering”. Pemeriksaan mikroskopik juga mungkin diperlukan untuk menjamin bahwa material ada dalam kondisi metalurgis yang cocok. Informasi-informasi dasar tersebut dapat menghindarkan kemungkinan-kemungkinan kesalahan dan evaluasi sebagai akibat komposisi yang salah atau proses “tempering” yang tidak cocok.
Jika informasi yang lengkap pada material-material non standar tidak diketahui, data yang diperoleh dalam praktek kemungkinan tidak bermanfaat. Hal ini mungkin secara praktis tidak ekonomis untuk merakit dan menggunakan logam non standar dalam peralatan produksi. Dalam menghadapi hal semacam ini, sebelum mengedarkan ke pasaran, harus dilakukan evaluasi beberapa kali menggunakan benda-benda uji dari sejumlah material yang cukup besar yang dianggap mewakili dari variasi produksi. Evaluasi dari beberapa kelompok produksi diperlukan, karena sering terjadi bahwa hasil-hasil pengujian dari satu kelompok produksi material tidak reproducible pda kelompok produksi material lainnya.
Pertimbangan lainnya yang perlu diperhatikan adalah bentuk logam yang akan diuji. Logam dan paduan yang tersedia dalam bentuk tempa dan cetakan, kedua bentuk ini tidak dapat dipertukarkan dalam pengujian. Bermacam cara pencetakan (seperti dies casting, permanent mold dan sand mold) dan pengerjaan (seperti drawing, extruding, forging dan rolling) akan mempengaruhi struktur butiran dan homogenitas yang mana akan mempengaruhi juga terhadap daya tahan korosi. Logam yang disediakan untuk pengujian sedapat mungkin harus mirip dengan tipe yang akan digunakan dalam produk akhir. Dalam tipe tertentu dari pengujian korosi, seperti pengujian terhadap kecocokan dengan larutan-larutan zat kimia atau evaluasi terhadap lapisan protektif, pertimbangan struktur butiran mungkin tidak kritis. Dalam hal demikian, batangan logam hasil dari pencetakan atau lembaran logam hasil pengerolan sangat umum digunakan untuk pengujian karena mudah diperoleh dan dipabrikasi menjadi benda uji. Jika konstrruksi / peralatan terbuat dari hasil bahan cetakan, benda uji yang diperlukan untuk pengujian harus dari bahan cetakan tersebut. Demikian halnya bila konstruksi / peralatan terbuat dari hasil bahan tempaam atau bahan pengerolan, benda uji dari bahan hasil pengerolan harus digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan bilamana menggunakan benda uji dari hasil pengerolan adalah perbandingan antara area yang di rol dengan area pinggiran hasil dari pemotongan harus besar. Dari hasil eksperimen telah menunjukkan bahwa bagian pinggir dari hasil pemotongan bisa terkorosi dua kali lebih cepat dibandingkan dengan permukaan yang di rol. Hal ini akan mengakibatkan kesalahan dalam evaluasi.
Pembuatan Benda Uji (manufacture of test specimens)
Setelah terpilih dan tersedianya bahan uji, tahap berikutnya adalah pembuatan benda uji, pertimbangan-pertimbangan berikut yang perlu diperhatikan :
Ukuran dan bentuk benda uji
Ukuran dan bentuk benda uji sangat bervariasi, dan akan terbatas dengan bahan yang akan diuji dan lingkungan uji, disamping itu juga harus disesuaikan dengan jenis dan metode pengujian.
Kecocokan terhadap metoda evaluasi
Jenis benda uji yang digunakan harus mudah dievaluasi. Jika beberapa karakteristik akan dievaluasi, mungkin diperlukan lebih dari satu jenis benda uji.
Pemeriksaan visual
Pemeriksaan visual benda uji harus dilakukan dalam semua pengujian korosi. Bila penampilan dari produk akhir adalah penting, seperti untuk dekoratif atau aplikasi arsitek, maka permukaan yang cukup luas harus digunakan untuk memungkinkan penilaian yang dapat dipertanggung jawabkan, seandainya korosi tidak merata. Benda uji yang relatip kecil dapat memberikan penilaian yang keliru.
Kedalaman serangan korosi
Benda uji yang digunakan untuk mengevaluasi korosi melalui pengukuran kedalaman serangan korosi harus cukup tebal sehingga benda uji tersebut tidak dilubangi oleh korosi. Selain dari pertimbangan ketebalan benda uji, tidak ada ukuran atau bentuk khusus yang diperlukan tetapi ukuran dan luas dari benda uji akan menentukan jumlah lingkungan uji yang diperlukan (setiap 1 cm2 luas permukaan benda uji yang diuji membutuhkan larutan uji sebanyak 40 cm3 ASTM G-7 ). Disamping itu, benda uji harus cukup besar atau jumlah yang cukup dari benda-benda uji kecil harus diekspos untuk memasukkan semua penilaian yang penting dari variable metalurgis dan manufacturing.
Pengurangan atau penambahan berat
Pengukuran perubahan berat juga tidak memerlukan suatu ukuran atau bentuk benda uji tertentu tetapi perbandingan luas dengan volume lingkungan uji ( A/V ) digunakan untuk sensitifitas.Biasanya bentuk segi empat, digunakan untuk memudahkan pengukuran luas permukaan, yang ikut serta dalam formula untuk menghitung laju korosi.
Ukuran benda uji yang kecil lebih disukai karena lebih akurat dalam penimbangan dan pengukuran dimensi, khususnya untuk pengujian dengan waktu yang relatip singkat atau bilamana laju korosinya rendah. Dalam praktek, penggunaan suatu ukuran dari bentuk yang standar untuk semua benda uji dalam serangkaian pengujian yang dilakukan, agar supaya luas permukaan yang diekspos sama dan derajat akurasi yang sama dalam pengukuran dan perhitungan. Benda uji standar yang sering digunakan dalam standar ASTM adalah 4 x 20 cm dan tebal 1,5 mm.
Penurunan dalam sifat-sifat tensil
Jika pengaruh korosi terhadap penurunan sifat-sifat tensil pada logam / paduannya dievaluasi, prosedur yang terbaik dengan menggunakan salah satu benda uji dari standar ASTM. Dalam hal ini, benda uji dapat di preparasi secara lengkap sebelum pengeksposan atau dapat di preparasi di panel yang terkorosi setelah pengujian korosi berakhir.
Benda uji yang dipreparasi sebelum pengeksposan akan memberikan indikasi dini dari pengaruh korosi, tetapi indikasi derajat penurunan dalam sifat tensil, khususnya “elongation” biasanya sangat tinggi dikarenakan dari pengaruh takikan yang dihasilkan oleh korosi pada bagian pinggir benda uji. Penilaian yang lebih realities dari penurunan kekuatan dan elongation dapat diperoleh melalui preparasi benda uji dari panel uji yang terkorosi dan dalam cara ini akan menghindari pengaruh korosi pada bagian pinggir.
Pengujan korosi tegang
Pemilihan benda uji untuk pengujian korosi tegang adalah kompleks tetapi terutama tergantung pada kemampuan untuk menerima dan mempertahanjan tegangan yang besarnya diketahui dan untuk menerima tegangan ini secara uniform dalam arah metalurgis yang spesifik.
Korositifitas dari lingkungan uji
Faktor kedua yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pengujian korosi dari suatu benda uji adalah korositifitas lingkungan uji. Waktu pengujian yang singkat dan benda uji yang tebal diperlukan bila kondisi pengujian sangat korosif. Sebaliknya, bila kondisi pengujian tidak korosif maka benda uji yang tipis dan kecil diperlukan.
Kecocokan dengan pengujian lainnya
Faktor-faktor selain dari logam dan lingkungan yang akan dinilai, kita harus yakin bahwa benda uji cocok dengan tujuan pengujian yang khusus. Misalnya lapis linding cat atau lapis lindung logam akan dievaluasi, bagian pinggir dan sudut dari benda uji harus ditumpulkan sebelum pelapisan. Lapisan-lapisan yang tipis pada bagian pinggir / sudut yang tajam dan ini merupakan titik lemah yang tidak realistic untuk permulaan korosi. Jika proteksi katodik akan dievaluasi, perbandingan ukuran katoda / anoda dan geometrinya harus diketahui dan dikontrol.
Preparasi Benda Uji ( surface preparation)
Untuk prediksi kinerja suatu bahan dalam kemampuan tertentu, yang ideal permukaan benda uji harus dibuat seperti permukaan komponen dalam aplikasi material, baik berkenaan dengan kebersihan, kekasaran serta bahan struktur.
Pengukuran Luas Permukaan dan Ketebalan yang Memungkinkan
Keakuratan pengukuran ketebalan harus sesuai dengan pengurangan ketebalan yang diharapkan selama pengujian berlangsung.
Identifikasi Benda Uji
Hal ini penting dilaksanakan dengan tujuan antara lain:
Agar tidak keliru, sehingga terhindar dari kesalahan analisis hasil pengujian
Dipakai pada saat pengujian yang memerlukan banyak benda uji pada beberapa kondisi pengujian
Pengujian melibatkan banyak orang dalam waktu yang relatif lama
Ditandai dengan angka/huruf, tidak mengganggu proses pengujian dan tidak hilang selama proses pengujian
Waktu Pengujian
Lama waktu pengujian untuk jenis pengujian kehilangan berat adalah:
t = 2000/mpy (jam)
Ekspose Benda Uji
Dalam uji laboratorium, sejumlah parameter lingkungan yang harus dikontrol antara lain:
Benda Uji harus terisolasi satu sama lain, tidak kontak dengan rangka/ wadah yang terbuat dari logam.
Penataan Benda Uji memungkinkan produk korosi dari satu benda uji tidak mengotori benda uji yang lain.
Lingkungan korosi harus dapat merata kontak dengan seluruh permukaan benda uji – Cairan elektrolit cukup.
Benda uji yg berlainan tidak boleh ditempatkan dalam satu wadah.
Rangka, tali, wadah tidak boleh rusak selama pengujian.
Perhitungan Laju Korosi
Gunakan rumus yang sesuai dengan metode pengujiannya – rumus Kcor dan rumus W loss.
Penggunaan satuan tidak boleh salah.
Perhitungan harus teliti.
Kesimpulan Hasil Uji
Prosedur pengujian korosi yang terakhir ialah membuat analisa dan kesimpulan terkait hasil pengujian korosi yang telah dilakukan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
A. Cara menghidupkan dan Mematikan Mesin Bubut Cara menghidupkan mesin bubut yaitu menekan tuas on/ off pada mesin bubut sehingga spind...
-
Korosi (Kennet dan Chamberlain, 1991) adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektro kimia dengan lingkungannya. Korosi atau pengkaratan ...
-
BAB I PENDAHULUAN A. KOROSI Korosi pada logam telah berabad-abad menimbulkan masalah dan hal ini jelas menimbulkan kerugian yang tidak ...
-
A. PENGERTIAN KOROSI Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektro kimia dengan lingkungannya. Korosi atau pengkaratan meru...
Blogger templates
Labels
- Agama Islam (1)
- ANDROID (2)
- APLIKASI ANDROID (1)
- AUTOCAD (24)
- AUTOCAD 2D (2)
- AUTOCAD 3D (20)
- GAME ANDROID (1)
- HASIL GAMBAR (15)
- JOBSHEET (10)
- Kuliah (4)
- PEMESINAN (6)
- TUTORIAL (3)
0 komentar:
Posting Komentar